Pages

Thursday, June 16, 2016

RS. UMM & Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono

Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) Universitas Muhammadiyah Malang dibangun di atas tanah ukuran 32.834 m2. Rumah sakit ini mulai dibangun pada tahun 2009, di desa Landungsari, sebelah timur terminal Landungsari.
hosp3-300x179Rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 2013 (HUT RI ke-68) oleh Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri. Rumah sakit ini
merupakan sarana penunjang pendidikan dan merupakan salah satu profit center dari Universitas Muhammadiyah Malang. Rumah sakit ini memiliki bangunan utama setinggi 6 lantai dan beberapa bangunan gedung penunjang setinggi 5 lantai dan gedung rawat inap setinggi 3 lantai. Rumah sakit yang berdiri kokoh nan megah ini sangat khas, dikarenakan bangunannya menggunakan arsitektur bercorak tiongkok.
Rumah Sakit ini dibangun dengan tujuan untuk mendukung kegiatan pendidikan kedokteran dan ilmu-ilmu kesehatan serta bertujuan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat yang tinggal didaerah rumah sakit ini.  Fasilitas yang ada pada rumah sakit ini berupa bangunan utama untuk pelayanan kesehatan, training centre, auditorium, paviliun, masjid, taman, parkir dan pusat kebugaran.
GFVHApabila Rumah Sakit UMM ini memiliki ciri khas bangunan bergaya tiongkok, maka masjid disamping ini tidak kalah megah dengan khas bangunan yang juga bercorak tiongkok. Masjid disamping adalah masjid yang juga dibangun oleh Universitas Muhammadiyah Malang. Masjid yang juga berada di area Rumah Sakit UMM ini bernama Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono yang mana nama tersebut diberikan oleh Rektor UMM Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Nama masjid sendiri diambil dari nama seorang tokoh pembaharu Muhammadiyah Malang yang berjaya pada tahun 1930-an, yakni KH Bedjo Darmoleksono.
Ternyata pada masa pembangunannya, masjid ini kerap keli mengalami pergantian desain, hingga pada akhirnya diputuskan menggunakan desain arsitektur tiongkok. Desain masjid ini sebenarnya mirip dengan Masjid Cheng Ho yang ada di Pasuruan, dimana letak kemiripan tersebut ada di bagian 3 lapis atap masjid. Filosofi yang hendak dibangun dari bentuk bangunan masjid yang menggunakan gaya arsitektur tiongkok itu, diambil dari anjuran Islam untuk mencari ilmu hingga ke negeri Cina. Dengan demikian, siapapun yang melihat dan berkunjung di masjid itu diharapkan bisa terinspirasi hadis nabi ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”.
Source: disini



No comments:

Post a Comment