Pages

Thursday, June 16, 2016

Rumah Adat Kalimantan Tengah

betang_FNIndonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sendiri memiliki kebudayan yang sangat beragam, dimana masing-masing daerah memiliki ciri khas kebudayaannya tersendiri. Keragaman budaya ini dikarenakan penduduknya yang berasal dari suku-suku yang berbeda. Setiap suku memiliki kekhasan masing-masing dalam hal tempat tinggal.
Kalimantan adalah salah satu pulau yang masuk kedalam wilayah NKRI. Kalimantan atau yang lebih
dikenal dengan sebutan “Borneo” ini merupakan tempat dilahirkannya masyarakat suku dayak di Indonesia. Manusia tentu saja memerlukan tempat tinggal atau yang biasa kita sebut rumah.
Nah, kali ini saya membahas rumah adat Kalimantan Tengah. Rumah adat Kalimantan Tengah disebut
dengan Rumah Betang yang artinya rumah panjang. Rumah ini merupakan rumah adat suku Dayak (Ngaju). Rumah ini bukan sekedar tempat tinggal bagi suku dayak ngaju tetapi juga merupakan jantung dari struktur sosial masyarakat suku Dayak Ngaju. Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Rumah betang mempunyai ciri-ciri yaitu; bentuk Panggung, memanjang.
foto
Ruang pada rumah Betang suku Dayak Ngaju, dapat dikelompokan dalam 3 bagian, yang pertama ruang utama rumah, yang kedua ruang bunyi gong, dan yang ketiga adalah ruang ragawi yang tidak kelihatan. Ruang utama adalah ruang yag mehubungkan manusia dengan alam surgawi. Ruang kedua adalah ruang yg menghubungkan manusia dengan penghuni surgawi, dan yang ketiga adalah ruang surgawi yang juga adalah ruang ragawi.
Rumah betang adalah rentetan rumah pribadi yang bersambung menjadi satu-kesatuan. Panjangnya bervariasi antara 9-15 m.  Rumah itu dibangun dengan kontruksi dari kayu belian yang kokoh. Tiang-tiang utamanya berukuaran 20 x 40 cm. Tiap bilik/ lawang(pintu) membutuhkan kurang lebih 24 tiang utama seperti itu, yang ditunjang dengan puluhan tiang lainnya. Separuh dari rumah betang adalah bagian terbuka. Bagian ini desebut radakng(serambi) yang digunakan untuk berbagai kegiatan keseharian para penghuninya, seperti ritual adat, mengayam kerajinan tangan. Bagian yang tertutup disebut bilik atau lawang. Bilik aatau lawang ini digunakan penghuninya sebagai rumah keluarga. Aktivitas keperluan keluarga seperti memasak, tidur dilakukan di bilik tersebut.
Betang biasaya terdiri atas beberapa bagian penting, yaitu betang huma, artinya rumah/bangunan utama sebagai tempat tidur, ruang (los) tempat tamu yang menginap, kemudian bagian dapur, yaitu bagian yang seolah-olah terpisah dari bangunan utama. Diantara bangunan utama dengan dapur terdapat suatu bagian yang disebut karayan, yang berfungsi sebagai penghubung antara bangunan utama dengan bagian dapur. Baik bagunan utama, dapur dan karayan, tinggi tiang-tiangnya sama yaitu sekitar 2,5 -3m.
Suku Dayak mempercayai dalam pembangunan rumah, bagian hulu rumah mengarah ke tempat sang surya terbit, dan bagian hilir mengarah ke terbenamnya matahari. Ini menjadi filosofi suku Dayak, mereka meyakini bahwa dalam menjalani hidup dimulai dari sang terbit dan pulang ke rumah menuju sang tenggelam. Selain rumah sebagai jantung kehidupan, Kalimantan identik dengan sungai. Kali ini sungai itu bernama Katingan. Dari hulu ke hilir mencapai 650 km, lebarnya bisa mencapai 65 m, kedalaman 12 m. Tidak seperti halnya masyarakat Jakarta yang mempergunakan sungai sebagai halaman belakang, suku Dayak mengarahkan orientasi tata ruang menuju sungai. Sungai sebagai halaman depan. Maka, yang terlihat adalah sungai bersih berarus deras, dan memiliki fungsi ekonomi, sosial, bahkan budaya.Secara sederhananya.
Demikian sedikit ulasan mengenai Rumah Betang dari Kalimantan Tengah. Sekian, Terima Kasih…..

Source: disini

No comments:

Post a Comment